GLOBALMEDAN.COM - MEDAN, Cowok yang dilahirkan di Medan ini sangat pantas untuk diacungkan jempol. Pasalnya, petinju bernama lengkap Joshe Augusto Napitupulu dinobatkan sebagai petinju terbaik “Best Of The Best” pada ajang Kejurnas Tinju memperebutkan Piala Kajatisu yang digelar di Medan, 24-31 Agustus 2019.
Dalam partai final kelas 46 kg youth putra, mantan petinju PPLP Sumut ini berhasil menang angka atas petinju Tivannya Pattinama asal Jawa Barat. Hasil yang diraih merupakan sumbangan emas ke empat untuk kontingen Sumut dari 8 medali emas yang diraih.
“Saya gak menyangka bisa mendapatkan prediket Best Of The Best, tentunya saya sangat bangga bisa mendapat prestasi tersebut. Dengan hasil ini tidak serta merta membuat saya terlena dan berpuas diri, tetapi lebih meningkatkan kemampuan dengan latihan rutin dan teratur” ujar anak pertama dari dua bersaudara ini di Medan, Minggu (15/9/2019).
Prestasi ini merupakan hasil dari latihan keras yang telah dilaksanakan anak dari pasangan Rudianto Napitupulu dan Mian Uli Nababan secara rutin berlatih dengan dukungan sparing partner yang diadakan di sasana boxing camp Fox di bawah binaan pelatih Irianto Bakti.
Perjalanan bagi pelajar kelas XII SMA ini mulai menggeluti tinju sejak berumur 14 tahun tepatnya pada tahun 2016 bergabung di sasana Bona Parte Boxing Camp. Petinju yang berdomisili di Tangguk Bongkar Gang Bersama Medan ini juga tercatat sebagai petinju PPLP Sumut dan terakhir bergabung di sasana boxing camp Fox Medan.
Kepiawaian dalam bertanding membuat para penonton dan pengamat tinju Medan berdecak kagum. Hal ini disebabkan petinju yang lahir pada 9 Agustus 2002 dibesarkan di lingkungan keluarga tinju. Tak mengherankan selama melakoni tinju 3 tahun telah menorehkan prestasi antara lain emas Kejurda Tinju di Medan 2019, perunggu Porprovsu Medan 2019 dan perak Kejurnas Tinju di Bogor 2018.
Bagi Joshe profesi tinju adalah sebuah jalan hidup yang tidak hanya dilihat secara ekonomi, namun juga merupakan sebuah harga diri dan masa depan bangsa yang harus tetap diharumkan dari masa ke masa. Apalagi dalam diri Joshe bertekad untuk membawa harum kota Medan pada kancah nasional seperti PON dan internasional yang paling bergengsi ajang olimpiade.
“Saya sangat mengagumi sosok pelatih Pak Anto. Dirinya penuh kharisma sehingga membuat saya memperoleh prestasi berkat kepelatihannya selama dibawah binaan dan bimbingan. Sejak awal membuka lembaran dunia tinju, tidak pernah berorientasi untuk mengejar materi, kecuali prestasi dan terus berlatih untuk menggapai prestasi berikutnya,” ujar Joshe.
Ia mengatakan kemenangan yang di raih pada Kejurnas tinju sungguh luar biasa dan hadiah dari Tuhan karena satu jam sebelum naik ring sempat demam panggung dan denyut jantung tidak beraturan,” katanya sambil menambahkan bahwa kemenangan tersebut kemudian menobatkan dirinya sebagai petinju terbaik di ajang nasional.
Lebih lanjut ia menjelaskan sebagai petinju pemula tentunya masih mentah dan kurang berpengalaman. Untuk itu, akan terus berlatih dan berlatih sehingga fisik tetap terjaga sampai ronde ke tiga saat berlaga. Teknik tinju terus dipelajari untuk memperbaiki diri sebagai persiapan kejuaraan tinju mendatang.
“Sesuai dengan tekad dalam hati dan motivasi dari orang tua serta pelatih akan tampil maksimalpada event berikutnya, Target tidak muluk-muluk ingin mempersembahkan emas pada setiap pertandingan. Impian harus diwujudkan menjadi kontingen Sumut pada setiap Kejurnas dan PON XXI/2024 Sumut-Aceh serta ingin menjadi kontingen merah putih di arena tinju Olimpiade,” tandasnya dengan penuh semangat. (Bambang)