Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Mahkota Tricom Unggul (MTU) memperkuat sistem kuliah e-learning atau daring dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Untuk itu, STIE MTU – dahulu STIE Tricom – melatih semua dosennya agar mahir melaksanakan kuliah daring.
“Semua dosen STIE Tricom telah mengikuti bimbingan teknis atau Bimtek sistem perkuliahan daring pada Sabtu, 30 Mei 2020.
Pekan depan, semua dosen akan dites apakah mampu melaksanakan kuliah sistem daring dengan baik.
"Jadi maaf, dosen yang tidak bisa menggunakan sistem kuliah daring tidak akan bisa mengajar lagi,” kata Ketua STIE MTU Prof Ir Zulkarnain Lubis MS PhD, Minggu (31/5/2020).
Prof Zul – demikian sapaan akrabnya – menegaskan, kuliah sistem daring merupakan suatu keniscayaan yang harus dilakukan, bukan saja akibat wabah Covid-19, tapi juga sesuai dengan tuntutan era perkembangan teknologi informasi.
Karenanya, kata Prof Zul, separuh dari tujuh pertemuan kuliah di akhir semester genap yang masih tersisa akan dilakukan kuliah sistem daring, dan separuhnya lagi kuliah tatap muka atau konvensional di kampus MTU Jalan Pematang Pasir, Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan.
“Kita sudah tekankan kepada semua dosen, kuliah e-learning minimal dilakukan lewat google class room, google meet atau zoom. Ke depan, dosen STIE MTU tidak boleh lagi mengajar pakai WhatsApp karena dinilai kurang efektif,” tandas peraih doktor ilmu ekonomi Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ini.
Dia juga menyebutkan untuk semester ganjil tahun depan, STIE MTU yang kini bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Mahkota Tricom, akan punya sistem e-learning sendiri yang lebih refresentatif.
Dengan sistem daring ini, kata Prof Zul, kuliah akan lebih teratur, terencana, tertib dan terevaluasi dengan baik.
Masih kata Prof Zul, kalaupun nanti tidak ada lagi Covid-19, STIE MTU akan tetap menggabungkan sistem perkuliahan e-learning dan konvensional.
"Dengan e-learning, perkuliahan lebih terencana, persiapan materi lebih bagus dan lebih terukur. Selain itu, dimana pun mahasiswa berada, perkuliahan tetap bisa dilaksanakan dan jika ada mahasiswa yang kurang mengerti, materi bisa diulang-ulang," ungkapnya.
Diakui Prof Zul, perkuliahan daring ini dipaksa oleh kasus Covid-19. Tapi sesungguhnya sejak dahulu, dia telah memprakarsai pendirian Konsorsium E-Learning saat Kopertis Wilayah I Sumut (sekarang LLDikti) dipimpin Prof Nawawiy Loebis.
“Menerapkan e-learning itu cita-cita lama saya yang baru terealisasi saat wabah Covid-19 melanda Indonesia dan dunia," kata Prof Zul.
Prof Zul mengaku dirinya bersama Prof Zainal Arifin dari Universitas Indonesia (UI) telah menggagas e-learning dengan membentuk Konsorsum E-Learning sejak beberapa tahun lalu.
" Dengan kondisi Covid-19 saat ini, mau tak mau sistem e-learning harus terlaksana,” kata mantan Rektor UMA ini.
Tampil sebagai narasumber pada bimtek perkuliahan daring bagi dosen STIE MTU itu, ahli IT Sungguh Ponten dan dosen STIE MTU Ahmad Rivai.
Seusai acara bimtek dilakukan halal bihalal dengan tetap menaati protokol kesehatan, yakni menjaga jarak 1 meter lebih, pakai masker, cuci tangan sebelum dan sesudah masuk ruangan.
Disebutkannya nantinya perkuliahan konvensional akan disediakan hand sanitizer, dosen dan mahasiswa wajib pakai masker, dengan jarak antarmahasiswa minimal 1 meter.
" Kita sarankan mahasiswa jangan berkerumun, dan harus datang tepat waktu agar tidak terjadi kerumunan,” tutur Zulkarnain, peraih S1 dan S2 dari Institut Pertanian Bogor (IPB). (tanai)