GLOBALMEDAN.COM, MEDAN - Jujitsu Fighter Sumatera Utara (JFS) mempersiapkan Jujitsan yang handal dan tangguh untuk berlaga di arena bergengsi olahraga tanah air yang digelar empat tahun sekali. PON XXI yang digelar Sumut-Aceh pada tahun 2024 merupakan kesempatan emas jujitsan Sumut untuk unjuk prestasi.
“Memang waktu untuk berlaga masih lama, namun sejak sekarang JFS telah mempersiapkan jujitsan agar pada arena PON nantinya memiliki mental sebagai sang juara. Untuk melihat perkembangan setiap jujitsan, JFS memiliki program tahunan yang digelar setiap enam bulan sekali berupa gashuku atau latihan gabungan”, ujar Ketua Harian JFS Andi P Koesno didampingi Sekretaris M. Amri Nasution dan Bendahara M. Abdi Ridha, di Medan, Rabu (22/4/2020).
Ia menambahkan untuk tahun ini JFS telah menggelar gashuku di areal Cadika Jalan Karya Wisata Medan, pada Minggu (1/3). Sebanyak 100 jujitsan yang berasal dari dojo Medan, Deliserdang dan Binjai mengikuti program tersebut. Maksud digelar gashuku untuk melihat perkembangan para jujitsan yang selama ini latihan di dojo masing-masing. Tim pelatih dapat melihat secara dekat untuk melakukan evaluasi nilai setiap jujitsan. Selanjutnya bagi jujitsan yang memiliki nilai yang baik akan dilakukan pembinaan sebagai persiapan untuk berlaga di PON.
“PON XXI digelar di dua Provinsi, Sumut merupakan salah satu tuan rumahnya. Infonya yang diterima perhelatan jujitsu akan digelar di Sumut. Intinya kita menjadi tuan rumah dan merupakan kesempatan emas bagi jujitsu Sumut menjadi yang terbaik untuk memberikan kontribusi medali bagi kontingen Sumut. Kesempatan baik ini harus dimanfaatkan dengan baik juga, jangan sampai para jujitsan berleha-leha, tapi harus fokus latihan”, terangnya.
Andi P Koesno. |
Pria berkepala plontos ini menjelaskan, dewan pelatih JFS sebelum PON XXI bergulir akan melakukan kunjungan kerja ke daerah-daerah se-Sumut yang telah terbentuk kepengurusan JFS. Kunjungan untuk memantau perkembangan jujitsu setiap daerah.
Sementara itu, sekretaris JFS M. Amri Nasution mengatakan untuk saat ini telah terbentuk dojo-dojo di Medan maupun luar Medan. Hal ini sebagai pembuktian olahraga beladiri asal Jepang semakin diminati masyarakat.
“Dalam kurun waktu empat bulan tahun ini, telah terbentuk dan dibuka sebanyak 5 dojo di Medan dan 1 dojo di Deliserdang. Dibukanya Dojo sebagai tempat latihan beladiri atas permintaan masyarakat yang ingin belajar dan untuk mengetahui seni beladiri asal Jepang,” paparnya.
Dikatakan Ketua Program Studi Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas Dharmawangsa ini, dibukanya Dojo tersebut sebagai pembuktian beladiri Jujitsu semakin diminati masyarakat. Tidak dipungkuri masyarakat yang ingin belajar Jujitsu selain membuat tubuh bugar, juga dapat sebagai pegangan bila kejahatan mengancam jiwa akan melakukan pembelaaan diri. Taktik yang digunakan dalam Jujitsu bukan untuk mematikan lawan, namun membuat lawan tidak berkutik. Misi terakhir tentunya dapat mengukir prestasi.
Untuk diketahui, lanjut Amri, Sumut merupakan daerah di Indonesia sebagai barometer perkembangan bela diri Jepang ini, soalnya Sumut merupakan daerah terbesar melahirkan jujitsan handal dan tangguh sehingga setiap even nasional jujitsan Sumut menjadi lawan yang disegani daerah lain. Selain itu, Sumut konsisten untuk membina, membimbing dan melatih yang setiap tahunnya terus bertambah anggota Jujitsu.
“Kepengurusan JFS, saat ini terus bekerja keras dan tanpa pamrih mengembangkan Jujitsu di Sumut sekaligus memerangi narkoba yang merusak generasi penerus bangsa melalui materi pelajaran Jujitsu” pungkasnya. (bambang)